Tanggal
05 Mei 2012, bagi sebagian orang mungkin itu adalah tanggal cantik atau tanggal
apalah karena banyak orang berbondong-bondong tuk melangsungkan pernikahan pada
hari tersbut. Tapi hari itu bagi saya
merupakan hari yg menyedihkan, penuh dengan air mata, tangisan sana-sini.
Yahh,, hari yg menyedihkan dan penuh dengan air mata karena hari itu tepat AYAH
menghadap Sang Illahi.
Ayah
didiagnosa oleh dokter terkena trauma capitis dan lebih parahnya otak kecil
ayah terkena benturan saat jatuh. Penanganan terlambat sehingga nyawa ayah
tidak bisa tertolong lagi. Mengapa penanganannya terlambat, kerena saat ayah
jatuh blum ada tanda dan gejala yg ditampakkan kecuali jika ayah menyembunyikan
rasa sakitnya setelah jatuh. Memang, ayah tidak mau merepotkan orang lain
termasuk ibu.
Ayah
baru diketahui jika mengalami gangguan kesehatan ±3 minggu setelah jatuh. Ayah mulai muntah,
sakit kepala bahkan keseimbangan tubuh (oleng saat jalan) mulai terganggu. Saat
itu, ibu membujuk tuk dibawa ke RS tapi ayah bersikukuh pada pendiriannya tidak
mau berobat ke Rs. Setelah beberapa hari, kondisi ayah terus menurun hingga
pada malam Jumat, ayah mengalami koma.
Jumat
pagi, saya mendapat telepon dari kakak perempuan saya mengabarkan kalau ayah
dalam kondisi koma. Sontak saya menangis membayangkan kondisi ayah seperti apa.
Beruntung hari itu tidak ada jadwal kuliah sehingga bisa langsung pulang
menjenguk ayah.
Jarak
antara Makassar dengan Enrekang yang lumayan jauh membuat saya merasa was-was.
Beberapa kali telepon kakak saya masuk saat perjalanan menambah kecemasan saya.
Berangkat dari Makassar sekitar jam 10.00 dan tiba di Enrekang sekitar pukul
15.30. Sesampai di sana, saya lengsung menuju RS dan ternyata ayah blum masuk
juga di Rs kerena proses rujukan dari PKM yg lumayan lama.
Ayah
masuk UGD sekitar pukul 17.30. Saat turun dari ambulance, air mata saya
langsung menetes melihat kondisi ayah yang begitu memprihatinkan. Ayah
benar-benar dalam kondisi koma.
Dari
UGD, ayah masuk ICU sekitar pukul 20.00.
Awal masuk ICU, kondisi ayah masih stabil namun sekitar pukul 22.00, kondisi
ayah menurun. Saya diminta oleh perawat RS untuk membaca Surah Yasin saat itu
juga. Pikiran saya langsung kacau dan panik memikirkan kondisi ayah saat itu.
Saat membaca Yasin pun, air mata saya tidak berhenti mengalir. Setelah 3x
membaca surah Yasin, akhirnya ayah menghembuskan nafas terakhir pas pukul
24.00.
Yahhh,,AYAH
pergi tanpa satu katapun terucap dari bibirnya. Tidak ada pesan terakhir yg di tinggalkan terutama buat saya. Tapi
yang paling menyedihkan adalah kakak saya yg pertama. Dia tidak sempat melihat jasad
terakhir ayah. Saat datang, dia hanya bisa melihat pusara ayah.
Ayah
pergi dengan sejuta kenangan di hati kami. Beribu petuah dan pesan semasa
hidupnya disampaikan demi kebaikan kami. Sayangnya, blum sempat saya
membahagiakannya,,ayah dipanggil begitu cepat oleh YANG MAHA KUASA.
AYAH,,,I
MISS YOU
TRIMA
KASIH ATAS KASIH SAYANG & PENGORBANANMU SLAMA HIDUP,,,
AYAH
AKAN SLALU KAMI KENANG DAN TAKKAN TERGANTIKAN OLEH SIAPAPUN
SMOGA
AYAH MENDAPAT TEMPAT YANG MULIA DI SISI-NYA
AMINN
YAH ROBBAL ALAMIN,,,,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar